Informasi

HEREDITAS DAN LINGKUNGAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Masing-masing individu lahir kedunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Di samping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hederitas dan lingkunga. Agar kita mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendaknya mengetahui hakikat dan peranan masing-masing (hereditas dan lingkungan).


B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Pengertian hederitas dan lingkungan
2.      Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan
3.      Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
4.      Kontribusi yang saling berhubungan dari hereditas dan lingkungan
5.      Pandangan aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia.
6.      Persamaan dan perbedaan aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi dengan pandangan islam

C.     TUJUAN
Memberi wawasan tentang konsep hereditas dan lingkungan , serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    pengertian hereditas dan lingkungan
Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segalah materil dan stimuli didalam dan diluar individu, baik yang bersifat fisiologis,psikologis, maupun sosial kultural.[1]
B.     Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan

1.      Penemuan dari Abbot Gregor mandel (1867)
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel dianalisis dengan menghasilkan kesimpulan yang terkenal dengan sebutan “Hukum Mendel”. Hukum Mendel ini dilaporkan dalam sebuah paper pada tahun 1865 yang kemudian diterbitkan tahun 1866. Hukum Mendel terdiri atas tiga item, masing-masing berbunyi sebagai berikut :

a.       Sifat-sifat warisan/turunan dihasilkan oleh apa yang disebut Mendel “elements” atau “factors” yang diteruskan dengan tidak berubah dari generasi yang satu ke generasi berikutnya.

b.      Dalam masing-masing individu, elemen-elemen atau faktor-faktor itu berbentuk pasangan-pasangan, di mana dalam satu pasangan dua elemennya mempunyai pengaruh yang berbeda, salah satu elemen mendominasi elemen lainnya sehingga dapat dikatakan, bahwa elemen yang satu adalah “dominant” dan elemen yang lain “recessive”.

c.       Ketika benih-benih terbentuk di dalam individu, para anggota masing-masing pasangan elemen memisahkan diri dari pasangan-pasangan lainnya sehingga membentuk pasangan baru di mana satu dari dua elemen yang berpasangan berasal dari masing-masing induk (orang tuanya), dan ini diturunkan kepada keturunan/anak cucunya.[2]



2.      Penemuan T.H. Morgan (1907).
Setiap kromosom organisme mengandung banyak gen. Dua gen atau lebih yang terdapat pada satu kromosom disebut tertaut gen (gen linked). Peristiwa terbentuknya gen tertaut ini disebut tautan atau pautan. Gen-gen yang tertaut tersebut rnempunyai dua sifat beda dan terletak pada kromosom yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat memisahkan diri secara bebas, terutama pada gen-gen yang letaknya berdekatan, mereka cenderung memisah secara bersama-sama.

Teori ini dikembangkan oleh Morgan dan Sutton pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) yang disilangkan dengan bunga merah pollen bulat (ppll). Hasil temuannya pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Adapun hasil temuan pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotip : ungu : merah = 3 : 1. Berikut ini contoh persilangan tanaman ercis yang memiliki tautan gen.[3]


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIc5-Btv7mSBEtMkMPr8cL9iljSqNlgUr9EgVD0X_yLdiKny0lt3NJxWoDN6mnQrk8zGGXWkvXwQ0__q-4GoYS9JDdrsKg-qXNLVNaVBrq0ksymAOgfbvSt776d2A6pud90DGJjtkeqac/s400/persilangan+tautan+gen.png





3.      Proses hereditas dalam pertumbuhan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah sebagai berikut :
a.       Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”
b.      Sel-sel benih dari masing-masing orang tua( ayah dan ibu berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
c.       Sel-sel dari ayah dan dari ibu bertemu dan beriteraksi menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes” pada anak keturunannya.[4]

4.      Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan
Tingkah laku manusia dapat diaadakan, terdiri atas empat macam:
a.       Insting (aktifitas yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar)
b.      Habits (kebiasaan yang dihasilkan dari latihan atau aktivitas yang berulang ulang)
c.       Native behavior (tingkah laku pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas)
d.      Aqcuired behavior (tingkah laku yang didapat sebagai hasil belajar).

C.    Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
a.      Pewarisan sifat genius
Pewarisan genius menurut Francis Galton adalah merupakan pewarisan dari hereditas. Hal ini dia peroleh dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap beberapa keluarga. Para psikolog pun akhirnya tidak setuju, menurut mereka Galton lalai dalam melakukan penelitian. Psikolog itu adalah A. de Candolle, dia berpendapat bahwa yang mempengaruhi adalah factor lingkungan bukan hereditas. Hal ini didukung oleh Henry H. Goddard (1912) yang telah membuktikan pendapat dari Candolle.
Pertumbuhan mental adalah hal yang perlu diteliti karena sangat mempengaruhi pada individu. Seorang ilmuwan yang sudah melakukan penelitian yaitu Winthrop N. Kellogg. Dia melakukan penelitian terhadap anak yang berusia 10 bulan dan anak simpanse yang berumur 7,5 bulan. Setelah melakukan penelitian yang cukup lama, Kellog telah menemukan jawabannya. Perkembangan mental simpanse dengan manusia ternyata lebih cepat pada masa itu. Lalu dalam perkembangan selanjutnya simpanse mengalami penurunan berganti yang anak manusia lebih cepat berkembang. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh hereditas terhadap perkembangan individu dalam setiap kehidupannya.[5]

b.      Penelitihan tentang pertumbuhan anak kembar
Ada dua macam anak kembar, masing-masing yaitu :
1.      Fratemal twins ; yaitu saudara kembar yang tumbuh dari sel-sel telur yang berbeda.
2.      Indentical twins ; yaitu saudara kembar yang tumbuhsatu sel telur saja.[6]
Penelitian yang dilakukan terhadap anak kembar. Hal ini telah dilakukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Edward L. Thorndike. Dia melakukan penelitian terhadap anak kembar sebanyak 50 pasang anak. Setelah diadakannya penelitian itu ternyata dapat disimpulkan bahwa nilai yang didapat hampir sama. Tes juga diberikan kepada anak yang tidak kembar juga, dan ternyata hasilnya lebih baik yang ada dalam kembar. Hal ini membuktikan bahwa hereditas sangatlah mempengaruhi pertumbuhan kemampuan si anak dalam pembelajarannya. Penelitian ini juga dilakukan oleh Wingfield Holzinger dan Mc. Nemar hasilnya pun sama dengan yang didapat oleh Edward.[7]
D.    Kontribusi yang saling berhubungan dari hereditas dan lingkungan
1.      Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik,
Sumbangan hereditas : tinggi , bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh pertumbuhan potensi potensi atau sifat-sifat dalam gen.
Sumbangan lingkungan : segenap pengaruh hereditas itu dapat di ganggu olehlingkungan yang abnormal. Terlebih lebih kesehatan jasmaniyah dan kehidupan itu sendiri tergantung pada baik-tidaknya pemeliharaan.
2.      Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan mental.
Sumbangan hereditas : bukti-bukti menunjukkan, bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai  kapasitas mental, dengan berbagai potensi musik, melukis, menyanyi, menukang, berpidato dan sebagainya, dalam batas-batas tertentu adalah tumbuh dan berkembang secara genetis.
Sumbangan lingkungan : lingkungan-lingkungan yang baik dibutuhkan untuk mengembangkan kapasitas mental pada taraf-taraf yang diharapkan.
3.      Dalam bidang kesehatan mental dan emosi serta kepribadian
Sumbangan hereditas : manusia dilahirkan dengan struktur sistem jasmaniah seperti saraf, kelenjar-kelenjar, dan organ-organ yang semua itu  menentukan stabilitas emosi serta membedakan kapasitas mental.
Sumbangan lingkungan : sudah jelas jika ada anak-anak yang tinggal dalam lingkungan yang bersi dan sehat, yang dalam keluarganya itu penuh kasih sayang dan ramah tamah, maka besar kemungkinan anak itu tumbuh dan berkembang dengan mental dan emosi yang baik.
4.      Dalam hal sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai.
Sumbangan hereditas : posisi dan pandangan hidup sangat banyak tergantung pada kapasitas-kapasitas pribadi yang dalam batas tertentu adala diwariskan.
Sumbangan lingkungan : sikap-sikap, keyakinan, nilai-nilai itu kebanyakan berkembang dari kultur dimana mereka dilahirkan. Yang kemudian sangat dipengaruhi oleh ego, pribadi dan belajar. Karena itu ,lingkungan ikut membentuk sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai pada individu.[8]
E.     Pandangan aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia.

 1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.[9]

2. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.

3. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.[10]

F.     Persamaan dan perbedaan aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi dengan pandangan islam
Al-Qur’an sebagai acuan dasar pendidikan Islam dalam menerangkan teori belajar mengajar telah memberikan konsep terhadap pemikiran yang terdapat aliran nativisme, empirisme dan konvergensi. Dalam hal ini, al-Qur’an menegaskan bahwa pembawaan seorang anak (peserta didik) sejah lahirnya disebut fitrah, dan fitrah ini adalah dasar keagamaan yang dimiliki oleh setiap orang. Fitrah menurut al-Qur’an di samping dapat menerima pengaruh dari dalam (keturunan) juga dapat menerima pengaruh dari luar (lingkungan). Untuk mengembangkan fitrah ini, maka pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting peranannya.


BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya mencakup segalah materil dan stimuli didalam dan diluar individu, baik yang bersifat fisiologis,psikologis, maupun sosial kultural.
Al-Qur’an sebagai acuan dasar pendidikan Islam dalam menerangkan teori belajar mengajar telah memberikan konsep terhadap pemikiran yang terdapat aliran nativisme, empirisme dan konvergensi. Dalam hal ini, al-Qur’an menegaskan bahwa pembawaan seorang anak (peserta didik) sejah lahirnya disebut fitrah, dan fitrah ini adalah dasar keagamaan yang dimiliki oleh setiap orang. Fitrah menurut al-Qur’an di samping dapat menerima pengaruh dari dalam (keturunan) juga dapat menerima pengaruh dari luar (lingkungan). Untuk mengembangkan fitrah ini, maka pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting peranannya
2.      Saran
Dalam hal ini kami meminta masukan berupa kritik dan saran dari para pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna lagi, dan harapan kami makalah ini bermanfaat bagi penambambahan wawasan kita dalam dunia pendidikan agama islam ini.





















DAFTAR PUSTAKA

Shalahuddin , mahmud. 1990. Pengantar psikologi pendidikan, surabaya
Soemanto, wasty. 2006. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA



 http://biomansmaitnh.blogspot.com/2011/08/hereditas-bag-6.html





[1] Wasty soemanto, psikologi pendidikan hal 82-84

[2] Ibid.
[3] . http://biomansmaitnh.blogspot.com/2011/08/hereditas-bag-6.html
[4] Wasty soemanto, psikologi pendidikan ,hal89
[5] http://supendikok.blog.com/2011/06/25/hereditas-dan-lingkungan/
[6][6] Wasty soemanto, pesikologi pendidikan
[7] . http://supendikok.blog.com/2011/06/25/hereditas-dan-lingkungan/
[8] .wasty soemanto, psikologi pendidikan

[9] Mahfud shalahuddin, pengantar psikologi pendidikan
[10] http://ichaldanlainting.blogspot.com/2013/03/makalah-empirisme-navitisme-konvergensi.html

PROPOSISI OPOSISI





PROPOSISI OPOSISI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
ILMU LOGIKA
Dosen Pembimbing :
Drs.H. Maksum Nur Ali M.Ag





Oleh
RIFQI ROSYADI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAD
(STAIDRA)
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
2013

KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmaanirrohiim……
Segala puji bagi Allah dengan izin-NYA terlaksana segala kebajikan dan diraih segala macam kesuksesan. Termasuk diselesaikan pula makalah ini insya Allah dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tercurakan kepada Nabi Muhammad, yang kepada beliau diturunkan wahyu ilahi Al-Qur’an, semoga tercurah pula kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau serta seluruh umatnya yang setia.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya makalah sederhana ini yang menerangkan sedikit tentang PROPOSISI OPOSISI
Dengan demikian penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah tentu terdapat banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun kami harapkan.
                                                                                                                                   
                                   
                                                                        Lamongan, 3  APRIL  2013
                                                                                               

Penulis















DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................  i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................  ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................  1
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................  1
C. Tujuan .....................................................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................  2
A. Pengertian proposisi oposisi  ....................................................................................  2
B. oposisi sederhana .....................................................................................................  2
C. oposisi komplek …………………………………………………………………………... 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................................  4
A. Kesimpulan .............................................................................................................  4
B. Saran ........................................................................................................................  4
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................  5




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar belakang

Telah kiata ketahui logika atau mantiq mempelajari cara bernalar yang benar dan kita tidak bisa melaksanakanya tanpa memiliki dahulu pengetahuan yang menjadi premisinya.bila kita bandingkan dengan sebuah bangunan, premis itu adalah batu, pasir dan semennya. Sedang proses penalaran itu bagan arsitekturnya.

Dalam mempelajari ilmu ini kita pasti akan menemukan sub bahasaan mengenai proposisi dan oposisi, disisni kami akan mencoba sedikit mengulas mengenai pembahasan oposisi proposisi atau proposisi oppositif.

B.     Rumusan masalah

1.      Apa pengertian oposisi?
2.      Macam-macam oposisi dan pembagianya?

C.     Tujuan.

1.      mengetahui definisi dari oposisi
2.      memahami dan mengerti macam-macam oposisi dan pembagianya














BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian oposisi proposisi
Oposisi proposisi  dalam ilmu logika  diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu hubungan yang didalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar salah terhadap terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.
Adapun dua pernyataan yang diperbandingkan atu dihubungkan itu dapat juga keduanya berbentuk pernyuataan yang terdiri dari satu term, dan dapat juga keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dua trem sebagai subyek dan predikat yang disebut dengan proposisi kategoris.
Dengan adanya perbedaan pernyataan ini maka oposisi dibedakan antara dua macam :
1.      Oposisi sederhana (oposisi satu trem), oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar trem yang sama, tetapi berbeda dalam kualitas atau kuantitas atau berbeda kedua-duanya.

Contoh : semuanya adalah korupsi

Pernyataan tunggal dalam contoh ini, term sebagai predikatnya adalah “korupsi” .pernyataan  di atas dihubungkan secara logis dengan bentuk pernyataan lain yang sama termnya, tetapi berbeda kualitas dan kuantitasnya.

Contoh : ada sebagian yang tidak korupsi

Hubungan dua pernyataan tunggal inilah disebut dengan  oposisi sederhana.[1]
Berdasarkan perbedaan dan persamaan kualitas dan kuantitasnya, ,maka dapat di bedakan antara empat macam oposisi sederhana.

a.       Oposisi kontraris :pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar satu term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya.
Contoh : semuanya adalah korupsi : semuanya tidak ada yang korupsi.

b.      Oposiosi subkontraris : pertentangan antara dua pernyataan particular atas dasar satu term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya.
Contoh : sebagian adalah sarjana hokum : sebagian bukan sarjana hokum.

c.       Oposisi kontradiktoris : pertentangan antara dua pernyataan atas dasar satu term yang sama, tetapi berbeda kuantitas dan kualitasnya.
Contoh : semuanya adalah benar : ada sebagian yang tidak benar.

d.      Oposisi subalternasi : pertentangan antara dua pernyataan  atas dasar satu term yang sama dan berkualitas sama, tetapi berbeda kuantitasnya.
Contoh : sebagian adalah seniman : semuanya adalah seniman.


2.      Oposisi komplek

Oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan atau dasar dua term yang sama sebagai subyek dan predikat, tetapi berbeda dalam kuantitas atau kualitasnya atau berbeda kedua-duanya[2].

Menuriut  DR.W. Poespoprodjo, oposisi komplek adalah proposisi yang subjek dan predikatnya atau juga kedua-duanya merupakan term-term yang komplek[3]

Pernyataa yang terdiri dari dua term sebagai subyek dan predikat disebut proposisi kategori, sedang perbedaan dalam kuantitas atau kualitasnyaatau kedua-duanya disingkat dengan rumusan “berbeda dalam sesuatu hal” oleh karena itu secara singkat oposisi komplek ini dapat didefinisikansebagai berikut : pertentangan antara dua proposisi kategorisdengan term yang sama dan berbeda dalam sesuatu hal. Contoh :

Semua peserta bimbingan test perintis Yogyakarta ingin masuk perguruan tinggi negeri.

Dihubungkan dengan pernyataan.

Ada peserta bimbingan test perintis Yogyakarta ingin masuk perguruan tinggi negeri.

Oposisi komplek dibedakan antara tiga macam:

a.       Oposisi parallel : merupakan hubungan antara dua pernyataan particular dengan dua term yang sama tetapi berbeda dalam kualitasnya.
b.      Oposisi kontradiktorik : merupakan pertentangan antara dua pernyataan kategoris dengan term yang sama namun berbeda kuantitas dan kualitasnya.
c.       Oposisi eksklusif : merupakan pertentangan antara dua pernyataan universal kategoris yang berbeda kualitas, atau pertentangan dua pernyataan berkualitas sama tetapi berbeda kuantitas, dengan term-term yang sama.













BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Oposisi proposisi  dalam ilmu logika  diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu hubungan yang didalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar salah terhadap terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.

Macam-macam oposisi

1.      Oposisi sederhana (oposisi satu trem), oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar trem yang sama, tetapi berbeda dalam kualitas atau kuantitas atau berbeda kedua-duanya
a.       Oposisi kontraris :pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar satu term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya.
b.      Oposiosi subkontraris : pertentangan antara dua pernyataan particular atas dasar satu term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya.
c.       Oposisi kontradiktoris : pertentangan antara dua pernyataan atas dasar satu term yang sama, tetapi berbeda kuantitas dan kualitasnya.
d.      Oposisi subalternasi : pertentangan antara dua pernyataan  atas dasar satu term yang sama dan berkualitas sama, tetapi berbeda kuantitasnya.

2.      Oposisi komplek
Oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan atau dasar dua term yang sama sebagai subyek dan predikat, tetapi berbeda dalam kuantitas atau kualitasnya atau berbeda kedua-duanya[4].

Oposisi komplek dibedakan antara tiga macam:

a.       Oposisi parallel : merupakan hubungan antara dua pernyataan particular dengan dua term yang sama tetapi berbeda dalam kualitasnya.
b.      Oposisi kontradiktorik : merupakan pertentangan antara dua pernyataan kategoris dengan term yang sama namun berbeda kuantitas dan kualitasnya.
c.       Oposisi eksklusif : merupakan pertentangan antara dua pernyataan universal kategoris yang berbeda kualitas, atau pertentangan dua pernyataan berkualitas sama tetapi berbeda kuantitas, dengan term-term yang sama.






DAFTAR PUSTAKA


DR.W. Poespoprodjo, 1999, logika scientifika,penerbit pustaka grafika

Ms, Bakry Noor, 1986, logika praktis, penerbit LIBERTY, Yogyakarta

Said fadlil an-nadwi, 2005, terjemah sullamul munauraq, penerbit al hidayah, Surabaya



[1] Noor Ms Bakry, lokika praktis, (Yogyakarta :liberty,1986), hlm 66
[2] . Noor Ms Bakry, lokika praktis, (Yogyakarta :liberty,1986), hlm 74
[3] Logika scientifika, DR.W, poespoprodjo
[4] . Noor Ms Bakry, lokika praktis, (Yogyakarta :liberty,1986), hlm 74