Informasi




PORTOFOLIO
PENGERTIAN DAN PENERAPAN STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
Nama : Rifqi rosyadi
Makul : Model dan Strategi pembelajaran
Dosen : Imam Azhar, M. Pd.

A. Pengertian strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat ditinjau berdasarkan pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Secara sempit strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan secara luas strategi pembelajaran dapat diberi arti sebagai penerapan semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan dan terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a.        Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta  Didik
b.      Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Pendidik
B. Model pembelajaran
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani ”metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu :metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.Dalam bahasa Arab metode disebut “thoriqot”.
Sedangkan menurut Purwadaminta (1976),metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. The American Heritage mengemukakan bahwa metode adalah “ A means or manner of procedure; Specially, a regular and systematic way of accomplishing anything…Method emphasizes procedures according to a detailed, logically ordered plan”(Moris,1976:826).Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan.
Sehingga dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.
      Klasifikasi Metode Pembelajaran
Secara garis besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
      a.       Metode mengajar konvensional.
      b.      Metode mengajar inkonvensional.
Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode mengajar inkonvensional yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogam, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.
C. Teknik pembelajaran
Tehnik pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. Tehnik pembelajaran memiliki beberapa macam salah satunya tehik penyajian (presentasi) yang mencakup : ceramah,  siaran televise dan videotape, film dan slide,  debat, dialog, dan tanya jawab, symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi, percakapan, drama, rekaman, siaran radio, pementasan, kunjungan , dan telaah bacaan.
      Macam-Macam Tehnik Pembelajaran
Tehnik-tehnik pembelajaran digolongkan oleh Knowles (1977;292-293) ke dalam tujuh jenis.
1.      Tehnik penyajian (presentasi) yang mencakup : ceramah,  siaran televise dan videotape, film dan slide,  debat, dialog, dan tanya jawab, symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi, percakapan, drama, rekaman, siaran radio, pementasan, kunjungan , dan telaah bacaan.
2.      Tehnik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar yang mencakup : Tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok buzz, bermain peran dan panel berangkai.
3.       Tehnik untuk diskusi yang mencakup antara lain : diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi sokratik, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus.
4.       Tehnik-tehnik simulasi yang terdiri antara lain atas : bermain peran, pemecahan masih kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket) .
5.      Tehnik-tehnik pelatihan kelompok T (sensitivity training).
6.      Tehnik-tehnik pelatihan tanpa bicara.

7.      Tehnik-tehnik pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan. Singkatnya, tehnik pembelajaran itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih dan ditetapkan sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.

PORTOFOLIO
TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Nama             : RifqiRosyadi
Mata Kuliah :StrategiPembelajaran PAI
A. PengertianBelajar Dan Pembelajaran
            Skinner menyatakan bahwa belajar merupakan “Tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan teorinya yaitu Operant Conditioning Theory.
            Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia).

            Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).[1]
B. Macam-macam Teori Belajar
            Menurutteoribehavioristik, terjadinya proses belajar (respon), karenaadanya stimulus. Agar bertanbahkuat, makasubyekbelajarperludiberipenguat stimulus, karenaitu agar proses belajarefektif, makamenurutteoriinipesertadidikharusdiberi stimulus (rangsangan), yakniberupahadiahdanhukuman , pengondisianlingkungandanpembiasaanataudisiplin.[2]
Teori-teoribelajar yang termasukkedalamkelompok behavioristic adalah:
1.      Koneksionisme, tokohnya Thorndike
2.      Classical conditioning , tokohnyaPavlop
3.      Operant conditioning, tokohnya Skinner
4.      System behavisor, tokohnya Hull
5.      Contiguous conditioning, tokohnya Guthrie[3]

2. Teori  Belajar kognitivisme
            Belajar kognitif  Teorimulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
            Teorikognitifmemandangbahwaterjadinyaperubahantingkahlakutidakhanyadisebabkanoleh stimulus, tetapiada factor lain yaituinsightyang berartipemahamanataukesadarantentangkebermaknaan stimulus.[4]

3. Teori Belajar Konstruktivisme
            Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.






[1]http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/
[2]Zainalarifinahmad, perencanaanpembelajarandaridesainsampaiimplementasi, hal 18
[3]PROF. Dr. H. winasanjaya,strategipembelajaranberorientasistandart proses pendidikan ,hal114
[4]Zainalarifinahmad, perencanaanpembelajarandaridesainsampaiimplementasi, hal 18

quantum teaching

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat merupakan pekerjaan yang utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Kurikulum yang telah direvisi menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya satu arah dari guru saja melainkan dua arah, timbal balik antara guru dan siswa. Dalam komunikasi dua arah tersebut guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan menganalisa berbagai kegiatan yang dilakukan siswa, sebaliknya siswa diharapkan untuk aktif terlebih mental maupun emosional. Dalam pembelajaran seringkali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi. Agar dalam pelaksanaan pembelajaran tidak membosankan, maka pada pelaksanaannya dapat menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. mengetahui hal ini kami akan membahas metode pembelajaran Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching merupakan suatu cara pembelajaran yang digagas oleh DePortter. Melalui Quantum Teaching siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Quantum Teaching ?
2. Apa Asas Utama Quantum Teaching ?
3. Apa saja Prinsip-Prinsip Quantum Teaching ?
4. Apa saja Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian Quantum Teaching
2. Untuk Mengetahui Asas Utama Quantum Teaching
3. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
4. Untuk Mengetahui Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching




















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar (De porter.B, 2004).[1]
Quantum Teaching dimulai di Supercamp, sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (Deporter, 1992).[2]
Sebuah group band atau music orchestra terdiri dari berbagai alat music dengan beberapa pemain yang berbeda. Keindahan suara music berasal dari perpaduan harmonis berbagai alat music dan keahlian para pemain sebagai pemandu. Bagaimana jadinya jika sebuah group band hanyadiiringi oleh drum, tentu terasa kering dan kurang indah. Begitu juga jika berbagai alat music dimainkan oleh para pemain tanpa seorang pemimpin yang memandu keserasiannya, tentu suara kacau yang dihasilkan.
Sebuah kelas bagai sebuah group orchestra yang terdiri dari berbagai macam siswa dengan kemampuannya, gaya belajar dan latarbelakang yang berbeda-beda.  Guru sebagai konduktor(pemandu) yang akan mengarahkan siswa dengan posisinya masing-masing. Guru memanfaatkan lingkungan, sarana, suasana dan kondisi sekolah untuk mengkreasi pembelajarannya.
Quantum mempunyai arti “interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya”. Jadi pembelajaran Quantum adalah merancang berbagai macam interaksi dalam proses pembelajaran dan sekitarnya agar mampu mengubah kemampuan dan bakat alami siswa menjadi “cahaya” yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.[3]
● Guru di sekolah bagaikan seorang pemandu orchestra.
● Siswa bagaikan para pemain yang mempunyai kemampuan berbeda pada posisinya masing-masing.
● Kelas, sarana dan lingkungan sekolah bagaikan alat-alat music yang akan terdengar indah karena berpadu dengan harmoni.
● Proses interaksi bagaikan macam-macam komposisi lagu yang senada dimainkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi. Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.[4]
B. Asas Utama Quantum Teaching
Quantum Teaching bersandar pada konsep ini: Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah Asas Utama alasan dasar dibalik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching. Segala hal yang dilakukan dalam kerangka quantum teaching setiap interaksi dengan siswa, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional dibangun diatas prinsip  Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.[5]
Beginilah maksudnya, agar siswa mau belajar dan mempunyai minat yang besar terhadap pembelajaran, maka kita harus mengenali dan menyelami hoby dan kesenangan mereka (Dunia mereka). Baru kemudian kita mengajarkan pengetahuan, keterampilan, perilaku dan akhlaq kepada mereka.
C. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Quantum Teaching juga memiliki lima Prinsip, atau kebenaran tetap. Serupa dengan Asas Utama, Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Anggaplah prinsip-prinsip ini sebagai struktur chord dasar dari simfoni belajar anda.[6] Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.      Segalanya Berbicara
Segala dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda. Dari kertas yang anda bagikan hingga rancangan pelajaran anda : semuanya mengirim pesan tentang belajar.[7]
Semua yang ada di lingkungan sekolah seperti kerapian dan kebersihan lingkungan, kesiapan, sikap dan perilaku guru mampu menyampaikan pesan kepada siswa. Lingkungan sekolah yang kotor seakan-akan berbicara bahwa penghuninya adalah orang yang tidak bersih. Siswa bisa mengenali mana guru yang sabar, guru yang kreatif, guru yang cerdas dan guru yang galak bahkan hanya sekilas dari tapilan luar mereka. Oleh karena itu, sikap dan perilaku guru serta kondisi lingkungan haruslah tampak menyemangati para siswa untuk rajin belajar.[8]
2.       Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam penggubahan anda mempunyai tujuan semuanya.[9] Siswa akan merasa berminat mengikuti proses interaksi pembelajaran jika mereka tahu tujuan dan manfaat dari apa yang mereka lakukan selama belajar.
3.      Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Otak kita akan mampu berkembang lebih pesat dengan adanya rangsangan yang mampu menggerakkan rasa ingin tahu.[10] Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4.      Akui Setiap Usaha
Belajar adalah kegiatan yang melibatkan banyak aspek, yakni tenaga fisik sekaligus emosi. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.[11]
Yang perlu dilakukan :
-          Memaklumi semua usaha dan kekurangan siswa.
-          Sabar setiap kali melihat kesalahan siswa saat kita mengajar.
-          Memahami bahwa tidak semua siswa bisa belajar dengan cepat. Kadang mereka perlu berulangkali untuk memahami pelajaran.
-          Memuji keberhasilannya
-          Memotivasi dengan senyuman, acungan jempol, dan menggangguk tanda pendukung.
5.      Jika Layak Di Pelajari Layak Pula Di Rayakan
Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Merayakan proses pembelajaran bukanlah kegiatan hura-hura. Merayakan adalah mensyukuri kesempatan belajar.[12] Perayaan mampu mendorong siswa untuk terus menggapai sukses.
Yang perlu dilakukan:
-          Tepuk tangan
-          Puji kelas mereka
-          Berikan kejutan atau hadiah kepada siswa
-          Bercerita, bernyanyi, games dll.
D. Model Quantum Teaching
Quantum Teaching dibagi menjadi dua seksi utama : konteks dan isi. Dalam seksi ini anda akan menemukan semua bagian yang anda butuhkan dan anda akan menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari :[13]
1.      Suasana yang menggairahkan
a.       Kekuatan Niat
Niat kuat yang terpendam dalam hati seorang guru bisa sangat berpengaruh pada kesuksesan belajar siswa.
Yang perlu dilakukan agar suasana kelas nyaman :
- meyakini bahwa mengajar adalah ibadah untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa
- percaya, setiap siswa mampu berhasil dan berubah lebih baik.
b. Jalinan Rasa simpati dan saling pengertian
c. keriangan dan ketakjuban
ada 3 cara yang dapat digunakan untuk menyuntukkan kegembiraan dalam pembelajaran:
● Afirmasi
Yaitu penguatan dan penegasan yang dapat berupa pujian, anggukan, kata penyemangat, tepuk tangan dan dukungan.
● Pengakuan
Menerima pengakuan membuat kita merasa bangga. Akuilah USAHA siswa, bukan HASIL yang benar.
● Perayaan
Siswa akan menanti kegiatan belajar kita, jika kita sering merayakan setiap proses belajar.
d. Pengambilan Resiko
e. Rasa Saling Memiliki
f. Keteladanan
2. Landasan Yang Kukuh
Ada 3 hal yang harus dilakukan oleh guru agar pondasi pembelajarannya kokoh dan tertata rapi, tidak mudah kacau atau mudah roboh pondasinya, yaitu :
- Membangun Tujuan Bersama
- Membiasakan 8 Nilai Keunggulan
- Menumbuhkan Keyakinan
3. Presentasi Prima
Agar persentasi guru berjalan dengan baik, guru perlu menjalankan 4 komponen, yaitu komunikasi verbal, komunikasi non verbal, Sikap Smart Teacher, memprtimbangkan modalitas belajar.
4. Lingkungan Yang Mendukung
Lingkungan kelas yang mendukung Belajar :
● Poster Ikon dan Afirmasi
● Memanfaatkan Ragam Ciptaan Allah
● Perhatikan Alat Bantu
● Mamanfaatkan Musik
● Kebersihan Kelas
● Pengaturan Bangku
E. Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching
Perancangan Pembelajaran Quantum Teaching adalah tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang dirinci menjadi 6 tahapan yakni TANDUR dengan rincan Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.[14]
1.      TUMBUHKAN
Tumbuhkan merupakan tahapan awal yang bertujuan memikat peserta dan memuaskan “Apakah Manfaatnya BagiKU”(AMBAK). Strategi pada tahap ini antara lain: Tanya kabar, Sertakan pertanyaan yang menantang, lakon pendek atau lucu, cerita, menyanyi, puisi dan lainnya.
2.      ALAMI
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3.      NAMAI
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”
4.      DEMONSTRASIKAN
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu.”
5.      ULANGI
Ulangi adalah tahapan untuk merekatkan kembali gambaran materi secara keseluruhan. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Oh..ternyata saya sudah paham”.  Seperti : menyebutkan kembali konsep, mengisi Lembar Tugas dan sejenisnya.
6. RAYAKAN
Rayakan adalah kegiatan untuk menambatkan belajar dengan positif. Perayaan membei rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, kesuksesan. Strategi : Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll.[15]
















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pada dasarnya model pembelajaran quantum teaching adalah model pembelajaran dengan pengubahan yang meriah di segala suasana. Tidak hanya itu quantum teaching juga menyertakan interaksi,dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Asas utama Quantum teaching adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita agar kita sebagai guru dapat memimpin,menuntun, dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Quantum teaching mempunyai 5 prinsip yaitu segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman mendahului pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dipelajari layak pula dirayakan. Kerangka pembelajaran quantum dikenal dengan nama "TANDUR" yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayaka. Quantum teaching memotivasi siswa dengan cara membentuk lingkungan yang kondusif bagi siswa sehingga  siswa mudah dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
B.     SARAN
Demikian makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi kami dan anda semua, menjadikan modal bagi kita untuk mengajarkan pada anak didik kita nantinya. Saran dan kritik dari anda sangat kami nantikan untuk membangun dan sebagai koreksi bagi kami untuk membuat sempurna makalah ini. Apabila ada ketikan atau kata kata yang salah kami minta maaf yang sebesar besarnya.











DAFTAR PUSTAKA
Deporter. Bobbi Quantum Teaching.Bandung: PT Mizan Pustaka.
Mohammad Thohir.Training Quantum Teaching. 2012
Oktamarini, Dwi Rai. 2011.Penerapan Model Pembelajaran Quantum ( Quantum teaching) dengan teknik mind mapping untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD No 2 Bongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
Aceng, Jaelani dan Sumadi.2010.Penerapan Metode Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Pokok Penjumlahan dan Pengurangan.EduMa, Vol. 2, No. 1.






[2] Bobbi Deporter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie.Quantum Teaching.Bandung: PT Mizan Pustaka. Hlm.32
[3]Mohammad Thohir.Training Quantum Teaching. 2012
[5] Bobbi Deporter.Quantum Teaching.Bandung:Kaifa.2000
[6] Ibid, hlm. 37
[7] Ibid.
[8] Mohammad Thohir, Op Cit. Hlm. 4
[9] Bobbi Depotter. Op Cit. Hlm. 37
[10] Ibid.
[11] Ibid. Hlm. 37
[12] Muhammad Thohir. Op Cit. Hlm. 6
[13] Ibid. Hlm. 30
[14] Ibid. hlm. 33