PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA AL-AMIN PACIRAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015
PROPOSAL
OLEH:
MUH MAS’UD ASH SHIDIQI
NIM: 201181010955
NIMKO: 2011.4.081.0001.1.00932
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUNAN DRAJAT (STAIDRA)
KRANJI PACIRAN LAMONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
Indonesia dirancang untuk bersaing secara langsung dengan dunia Internasional.Indonesia
yang notabene adalah sebagai Negara berkembang, dituntut pula untuk kemudian
mampu secara Internasional bersaing dan bersanding secara kualitas. Menurut Parawansa,
Siskandar dan Suyanto dalam Kartika[1]bahwa
kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi dan
relevansinya. Laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun
2005 mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi
ke-100 dari 117 negara.
Dari data di
atas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal
di bandingkan Negara-negara lain bahkan di Negara-negara Asia Tenggara.
Terkait dengan
dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi
tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik.Prestasi belajar
merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan
perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Belajar yang
tidak memperoleh dukungan baik dalam individu maupun dari luar individu maka
belajar akan mengalami hambatan, tentunya akan mempengaruhi hasil prestasi
seseorang.[2]
Semua siswa,
orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan tercapainya prestasi belajar
yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator
keberhasilan proses belajar mengajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan
prestasi belajar yang rendah.
Kondisi
tersebut pun dialami oleh siswa-siswi di SMA Al-Amin Paciran bahwa prestasi
belajar yang didapatkan bisa dikatakan rendah khususnya pada mata pelajaran
yang mencakup PAI, hal tersebut bisa diketahui dari nilai-nilai UTS yang kurang
dari standar KKM.Rendahnya prestasi belajar di SMA Al-Amin Paciran bisa sajadipengaruhi
oleh kurangnyaminat siswa, motivasi, disiplin diri, semangat, serta kurangnya
perhatian baik dari guru maupun dari orang tua.Hasil ini diperoleh dari
observasi (pengamatan) pada nilai UTS semester ganjil.[3]
Sedangkan
Menurut Slameto[4]faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
a.
Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor intern terdiri dari:
1.
Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
2.
Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan)
3.
Faktor kelelahan
b.
Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern
terdiri dari:
1.
Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan
latar belakang kebudayaan).
2.
Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu
sekolah, standar belajar di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah).
3.
Faktor masyarakat (kegiatan
siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
tersebut, maka dalam penelitian ini yang hendak dicari hubungan dan pengaruhnya
terhadap prestasi belajar di SMA Al-Amin Paciran adalah motivasi dan
kedisiplinan siswa.
Motivasi adalah “serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu”.
Terkadang suatu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan
karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Motivasi dirumuskan
sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan dengan konsep-konsep
yang lain seperti minat, konsep diri dan sebagainya. Sehingga dapat
mempengaruhi siswa yangdapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang
dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa.[5]
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar pengaruhnya
terhadap prestasi belajar. Di mana hal ini pernah dilakukan penelitian oleh
Anshori Aminmengenai hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wahid
Hasyim Malang, dengan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif antara
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.[6]
Untuk itu bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan
mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga
boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal
karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat
motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar,
hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak
berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat,
kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan
semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sardiman dalam Rahman[7]bahwa
: "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai."
Variabel lain yang secara teoritik dapat mempengaruhi prestasi belajar
adalah kedisiplinan siswa. Disiplin siswa adalah sikap patuh siswa yang
tergabung dalam suatu sekolah terhadap peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan secara sadar sehingga tercipta ketertiban di sekolah.[8]Hal
ini dimaksudkan untuk mengarahkan, mengawasi, dan membatasi atau mengendalikan
perilaku siswa agar kegiatan belajar di kelas dan lingkungan sekolah berjalan
lancar dan efektif.
Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin diri dengan melakukan
latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi
daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan
dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang
timbul karena adanya pengawasan dari orang lain.
Motivasi dan disiplin belajar siswa sangat berperan dalam prestasi
belajar, dengan motivasi dan disiplin belajar inilah siswa menjadi tekun dalam
proses belajar mengajar, dan dengan motivasi dan disipin itu pula kualitas
hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi dan disiplin yang kuat dan jelas akan tekun dan
berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dan disiplin dalam belajarakan
berhubungan dengan tingginya prestasi siswa.Hal ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Avif Roy Rahmanmengenai pengaruh
motivasi, lingkungan dan disiplin terhadap prestasi belajar siswa pada jurusan
teknik audio video SMK Negeri 3 Yogyakarta, dari penelitian tersebut diperoleh bahwa variabel motivasi,
lingkungan dan disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif yang signifikan
terhadap prestasi belajar.[9]
Selama ini kedisiplinan yang dilakukan oleh siswa SMA Al-Amin
Paciran di lingkungan sekolah terbilang kurang. Hal ini terjadi karena terbukti
masih banyaknya siswa-siswi yang melanggar aturan dan tata tertib sekolah atau
dengan kata lain mereka kurang disiplin dalam belajar. Seperti terlambat datang
masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dari guru, tidak masuk sekolah tanpa
keterangan dan lain sebagainya. Ketidakdisiplinan tersebut oleh pihak sekolah
ditindak lanjuti dengan pemberian hukuman dengan harapan siswa dapat menyadari
akan kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Dengan demikian, proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah dapat berjalan lebih efektif dan
efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Untuk itulah kedisiplinan dan motivasi sangat diperlukan bagipeserta
didik dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur, dan meningkatkan
prestasi belajar, sehingga kegiatan mereka akan membawa pada suatu kesuksesan.
Berdasarkan uraian di atas maka penting dan menarik untuk dilakukan
penelitian korelasional dalam rangka membuktikan kebenaran teoritik tersebut.
Penelitian ini mengambil judul: “Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan
Siswa terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMA Al-Amin Paciran
Tahun Pelajaran 2014-2015”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Adakah pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA
Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015?
2.
Adakah pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di
SMA Al-Amin Paciran Tahun pelajaran 2014-2015?
3.
Adakah pengaruh motivasi dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015?
C.
Tujuan Penelitian
Setelah rumusan masalah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai
antara lain untuk mengetahui:
1.
Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar PAI di SMA
Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
2.
Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA
Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
3.
Pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
D.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.[10]
Maka, pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis-hipotesis sebagai
berikut:
1.
Ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar siswaterhadapprestasi
belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
2.
Ada pengaruh yang signifikankedisiplinan siswaterhadapprestasi
belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
3.
Ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar siswa dan kedisiplinan
siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA Al-Amin Paciran Tahun Pelajaran 2014-2015.
E.
Kegunaan Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, terdapat pula
beberapa kegunaan dalam penelitian ini, antara lain:
1.
Secara Teoritis
a.
Diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan khususnya dalam
Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kaidah dan prosedur ilmiah.
b.
Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai pertimbangan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh motivasi dan disiplin
siswa terhadap prestasi belajar siswa.
c.
Sebagai bahan referensi bagi guru atau civitas akademika yang lain.
2.
Secara Praktis
a.
Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk menjadi sekolah yang
berkualitas dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain baik di dalam maupun
di luar negeri.
b.
Sebagai masukan dan dorongan penyemangat bagi semua guru selaku
pendidik untuk terus memotivasi siswa dalam belajar agar anak didiknya menjadi
lebih berkualitas.
c.
Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan wacana tentang
pentingnya motivasi dan disiplin siswa terhadap prestasi belajar PAI.
F.
Ruang Lingkup Penelitian
1.
Penelitian iniakan dilaksanakan di SMA Al-Amin Paciran.
2.
Kegiatan penelitian ini dijadwalkan selama enam bulan, yaitu pada
bulan Aprilsd Oktober 2015. Durasi waktu tersebut digunakan sejak mulai pra-research
yang mencakup pembuatan proposal sampai dengan final research yaitu
pembuatan laporan akhir.
3.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu motivasi siswa
(X1) sebagai variabel bebas, kedisiplinan siswa (X2) sebagai variabel bebas,
dan prestasi belajar PAI (Y) sebagai variabel terikat.
4.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengungkap ada atau tidak
adanya pengaruh motivasi dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI
di SMA Al-Amin Paciran.
G.
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
1.
Variabel Motivasi
Menurut Sabri motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.[11]
Adapun
indikator-indikator motivasi belajar antara lain:[12]
1.
Cita-cita atau aspirasi siswa
2.
Kemampuan siswa
3.
Kondisi siswa
4.
Kondisi lingkungan siswa
5.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6.
Upaya guru dalam membelajarkan siswa
2.
Variabel Kedisiplinan Siswa
Menurut Davis dalam Hendriyani[13]
mengemukakan disiplin adalah sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung
jawab.
Indikator-indikator disiplin belajar selama usia sekolah menurut
Semiawan dalam Khairah[14],
meliputi:
1.
Disiplin dalam waktu.
2.
Disiplin dalam belajar.
3.
Disiplin dalam bertata krama.
3.
Prestasi Belajar PAI
Menurut
Poerwadarminta dalam Amin[15],
menyatakan bahwa prestasi ialah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya). Sedangkan belajar menurut Usman[16], belajar
adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu
dapat dikatakan mengenai prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari
suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam proses belajar
yang berupa keterampilan, kecakapan dan pengetahuan.
Adapun indikator
prestasi belajar siswa menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana[17]
adalah sebagai berikut:
a.
Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b.
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
c.
Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau keteppatan,
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil
belajar.Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
Adapun mengenai prestasi belajar, dalam penelitian ini diambil dari
nilai Ujian TengahSemester Ganjil (UTS) di SMA Al-Amin Paciran, khususnya mata
pelajaran PAI.
-
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Kajian Pustaka
1.
Prestasi belajar PAI
a.
Pengertian Prestasi Belajar PAI
Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan
belajar. Untuk memudahkan dan memahaminya, maka akan diuraikan secara satu
persatu apa itu prestasi dan apa itu belajar.
Dalam Kamus Ilmiah Populer prestasi diartikan sebagai hasil yang
telah dicapai.[18]Harahap
dalam Hendriyani[19]menyatakan
bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan perkembangan kemajuan murid yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta
nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Sedangkan Poerwadarminta dalam Amin[20],
menyatakan bahwa prestasi ialah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya). Sementara menurut Arifin[21],
prestasi berarti hasil usaha, atau dengan kata lain kemampuan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa prestasi
adalah hasil usaha yang telah dilakukan seseorang setelah melakukan suatu
pekerjaan atau perbuatan.
Sedangkan mengenaipengertian belajar, menurut Witherington dalam
Sukmadinata[22]belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikansebagai pola-pola
respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan
dan kecakapan.Pendapat lain dikemukakan oleh Usman[23]
yang menguraikan bahwa “belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku
pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya.”
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses yang mengakibatkan suatu perubahan dalam individu, yakni perubahan
tingkah laku.
Jika dua kata tersebut digabungkan maka kurang lebih didapatkan
pengertian yang cukup sederhana mengenai prestasi belajar, yaitu hasil yang
diperoleh dari suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam
proses belajar yang berupa keterampilan, kecakapan dan pengetahuan.
Adapun mengenai Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam penelitian ini
adalah kumpulan mata pelajaran yang terdiri dari Aqidah Akhlak, Fiqih, Al-quran
Hadits, B. Arab, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
b.
Indikator Prestasi Belajar
Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi
segenap ranah psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa
(afektif), dan ranah karsa (psikomotor).[24]
Adapun indikator prestasi belajar siswa menurut Benyamin Bloom dalam
Sudjana[25]
adalah sebagai berikut:
1.
Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat
rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2.
Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
3.
Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil
belajar.Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pengajaran.
c.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal).Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor tersebut.Oleh karena itu, pengenalan guru
terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali
artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1.
Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
a)
Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah pancaindera yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau pekembangan
yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah
laku.
b)
Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
terdiri atas:
a.
Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan
dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
b.
Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
c)
Faktor kematangan fisik maupun psikis
2.
Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
a)
Faktor sosial yang terdiri atas:
a.
Lingkungan keluarga
b.
Lingkungan sekolah
c.
Lingkungan masyarakat
d.
Lingkungan kelompok
b)
Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian.
c)
Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas
belajar.
d)
Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.[26]
Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi
baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2.
Motivasi Belajar
a.
Pengertian Motivasi Belajar
Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.Whittaker dalam Amin[27]
memberikan pengertian secara umum bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau
keadaan yang mengaktifkan atau memberi semangat atau dorongan kepada makhluk
untuk bertingkah laku, mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.
Sementara Donald dalam Hamalik[28]
merumuskan"motivation is an energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction", yang
diartikan bahwa, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
SelanjutnyaPurwanto dalam Wardiyati[29]mengemukakan
bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa motivasi
adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan
dirinya untuk melakukan sesuatu.
b.
Indikator-Indikator Motivasi
Adapun indikator-indikator motivasi belajar antara lain[30]:
1.
Cita-cita atau aspirasi siswa
2.
Kemampuan siswa
3.
Kondisi siswa
4.
Kondisi lingkungan siswa
5.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6.
Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dala belajar siswa.,
karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh
siswa, hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta
dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
c.
Macam-Macam Motivasi Belajar
Terdapat dua macam motivasi menurut Djamarah dalam Arini, yaitu:
1.
Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.[31]
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah[32]:
a)
Adanya kebutuhan
b)
Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c)
Adanya cita-cita atau aspirasi.
Dalam
perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena
lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
orang lain.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi
intrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang
tidaksecara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa
rajinbelajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang
tuanya,pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan
orangtua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi
ekstrinsikyang dapat mendorong siswa untuk belajar.[33]
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik
dantidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting,
karenakemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan jugamungkin
komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar adayang kurang menarik
bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalammelakukan proses belajar
mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsikmaupun
ekstrinsik sangat diperlukan.Dengan motivasi, siswa dapatmengembangkan
aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan danmemelihara kerukunan
dalam melakukan kegiatan belajar.
d.
Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Sardiman
dalam Wardiyati[34],
ada beberapa bentuk dan cara untukmenumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
di sekolah. Beberapa bentukdan cara motivasi tersebut diantaranya :
1)
Memberi angka
2)
Hadiah
3)
Saingan/kompetisi
4)
Memberi ulangan
5)
Mengetahui hasil
6)
Pujian
7)
Hukuman
8)
Hasrat untuk belajar
9)
Minat
10)
Tujuan yang diakui.
Demikian tentang upaya dalam menumbuhkan motivasibelajar siswa dan
bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam
proses belajar mengajar serta dikembangkan dandiarahkan untuk dapat melahirkan
hasil belajar yang bermakna bagikehidupan siswa.
3.
Kedisiplinan Siswa
a.
Pengertian Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke-
dan akhiran –an. Dalam kamus Ilmiah Populer disiplin mempunyai arti tata
tertib, ketaatan pada peraturan.[35]SedangkanDavisdalamHendriyani[36]mengemukakan
bahwa disiplin diartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung
jawab.
Sementara menurut Arikunto dalam Rahman[37],disiplin
merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pegendalian diri seseorang terhadap
bentuk-bentuk aturan.Andrews dalam Dewi[38]
berpendapat bahwa "Discipline is a form of life training that, once
experienced and when practiced, develops an individual's ability to control
themselves".(Disiplin adalah suatu bentuk latihan kehidupan, suatu
pengalaman yang telah dilalui dan dilakukan, mengembangkan kemampuan seseorang
untuk mawas diri).
Berdasarkan paparan dari beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan
bahwa kedisiplinan siswa pada dasarnya merupakan pengontrol, pengawas,
pembimbing, danpengendali terhadap perilaku siswa untuk mencapai suatu tindakan
yang lebih efektif dansesuai dengan peraturan yang telah disetujui atau
diterima sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri.
b.
Indikator-Indikator Disiplin Belajar Siswa
Indikator-indikator disiplin belajar selama usia sekolah menurut
Semiawan dalam Khairah[39]meliputi:
1.
Disiplin dalam waktu.
Kedisiplinan
dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk terbiasa dalam mengatur waktu
dalam kehidupan sehari-hari.Pengaturan waktu ini menurut Semiawan dalam Khairah
bisa bermula dari perbuatan kecil seperti tepat waktu berangkat ke sekolah dan
tepat waktu dalam belajar.
2.
Disiplin dalam belajar.
Siswa yang
mempunyai kedisiplinan dalam belajar adalah siswa yang mempunyai jadwal serta
motivasi belajar di sekolah dan di rumah, seperti dalam mengerjakan tugas dari
guru dan membaca pelajaran.Dalam hal ini motivasi belajar ketika siswa berada
di rumah seyogyanya orang tua dapat mengadakan lingkungan yang karya simulasi
mental dan intelektual dengan mengusahakan suasana dan sarana belajar yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara spontan dapat
memperhatikan dan menyatakan diri terhadap berbagai kejadian di dalam
lingkungannya.
3.
Disiplin dalam bertata krama.
Adapun maksud
dari disiplin dalam bertata krama adalah kedisiplinan yang berkaitan dengan
sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada guru, teman dan lingkungan.
Oleh karena itu
untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana tingkat kedisiplinan siswa dapat
dilihat dari kebiasaan siswa berdisiplin dalam tiga hal, yaitu disiplin dalam
waktu, disiplin dalam belajar dan disiplin dalam bertata krama. Jika ketiga
disiplin tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka perilaku
individu/kelompok akan lebih serasi, selaras dan seimbang dengan tuntutan
ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya kualitas hidup yang
lebih bermakna.
c.
Tujuan Disiplin
Menurut Schaeferdalam Hendriyani[40],tujuan
disiplin ada dua macam yaitu:
1.
Tujuan jangka pendek adalah membuat anak-anak terlatih dan
terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas
atau yang masih asing bagi mereka.
2.
Tujuan jangka panjang, perkembangan pengendalian diri sendiri dan
pengarahan diri sendiri, yaitu dalam hal mana anak dapat mengarahkan diri
sendiri, tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.
d.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Ada dua faktor yangdapat mempengaruhi terbentuknya suatu
kedisiplinan dalam diri seseorang yaitu[41]:
1.
Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan, faktor-faktor tersebut meliputi:
a)
Faktor pembawaan
Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian besar
berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya sedikit
saja.Baik buruknya perkembangan anak sepenuhnya bergantung pada
pembawaannya.Pendapat itu menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan
orang bersikap disiplin adalah pembawaan yang merupakan warisan dari
keturunannya.
b)
Faktor kesadaran
Kasadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang telah
terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah ditegakkan
bilamana timbul dari kesadaran setiap insan, untuk selalu mau bertindak taat,
patuh, tertib, teratur bukan karena ada
tekanan atau paksaan dari luar. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan
jika seseorang memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk
melaksanakan disiplin maka ia pun akan melakukan.
c)
Faktor minat dan motivasi
Minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi,
perpaduan dan campuran dari perasaan-perasaan, harapan, prasangka, cemas,
takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu.Sedangkan motivasi adalah suatu dorongan atau
kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu.
Dalam berdisiplin minat dan motivasi sangat berpengaruh untuk
meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat dan motivasi
seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan sendirinya ia akan
berperilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari luar.
d)
Faktor pengaruh pola pikir
Ahli ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului
perbuatan, maka perbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya.Pola
pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang dalam perbuatan sangat
berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau keinginan. Jika orang mulai
berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan melakukannya.
2.
Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar diri orang yang
bersangkutan, faktor ini meliputi:
a.
Contoh atau teladan
Teladan adalah contoh perbuatan dan tindakan sehari-hari dari
seseorang yang ebrpengaruh. Dalam Al-Quran Allah juga telah memberikan gambaran
tentang suri tauladan yang patut kita ikuti sebagaimana yang tercantum dalam
surat Al-Ahzab ayat 21.
b.
Nasihat
Menasihati berarti memberi saran-saran percobaan untuk memecahkan
suatu masalah berdasarkan keahlian atau pandangan yang objektif. Memberi
nasihat yang baik akan menjadikan seorang anak untuk berbuat yang lebih teratur
dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian seorang anak
akan melath dirinya untuk berdisiplin sesuai dengan nasihat yang sudah
diterimanya.
c.
Latihan
Melatih berarti memberi anak-anak pelajaran khusus atau bimbingan
untuk mempersiapkan mereka menghadapi kejadian atau masalah-masalah yang akan
datang. Latihan melakukan sesuatu dengan disiplin yang baik dapat dilakukan
sejak kecil sehingga lama kelamaan akan terbiasa melaksanakannya, jadi dalam
hal ini sikap disiplin yang ada pada seseorang selain berasal dari pembawaan
bisa dikembangkan melalui latihan.
d.
Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi individu di dalam
hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan
bermain, dan masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan psikologis
seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang
dihadapi dan sebagainya.
e.
Pengaruh kelompok
Pembawaan dari latihan memang sangat berpengaruh dalam
kedisiplinan, perubahan dari lahir yang ditunjang latihan bisa dikembangkan
jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang berdisiplin, tapi pembawaan yang baik
ditunjang dengan latihan yang baik bisa jadi tidak baik jika terpengaruh oleh
suatu kelompok yang tidak baik demikian juga sebaliknya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kelompok lebih kuat dibanding
yang lain karena tidak dapat disangkal bahwa manusia sebagai makhluk sosial dan
bersosialisasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan
1.
Penelitian tentang motivasi
Hasil penelitian tentang hubungan antara motivasidengan prestasi
belajar bidang studi PAI pernah dilakukan oleh Agustin Wardiyati, penelitian
tersebut dilakukan pada siswa kelas II di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang.Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ada korelasi yang
signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa dalam mempelajari
bidang studi Pendidikan Agama Islam sekalipun tingkat korelasinya tergolong
lemah atau rendah.[42]
Penelitian lain mengenai hubungan antara motivasi belajar dan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di sekolah menengah
pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang pernah dilakukan oleh Anshori Amin. Hasilnya
bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.[43]
2.
Penelitian tentang kedisiplinan siswa
Penelitian yang dilakukan oleh Nani Hendriyanitentang pengaruh
kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang, memberikan kesimpulan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan siswa (variabel X) dengan
prestasi belajar pendidikan Agama islam (variabel Y), oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima.[44]
Penelitian lain mengenai pengaruh kedisiplinan terhadap tingkat
hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Arjasa Kangenan Sumenep pernah dilakukan
oleh Sri Wati Dewi. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan antara disiplin (variabel X) dengan prestasi hasil
belajar (variabel Y). Ini terbukti dari hasil perhitungan Koefisien Kontigensi
(KK)=0,222 dan perhitingan Chi Kuadrat yang di uji pula signifikasinya dengan
menentukan harga kritik 5% maka diperoleh X2 hit < X2 tabel/kritik yaitu=
4,1448 < 9,49. berarti hipotesis nol (Ho)diterima.[45]
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian
Rancangan
(desain) adalah suatu proses agar kondisi suatu hal dapat dikendalikan, karena
itu desain merupakan proses untuk mengambil keputusan sebelum sesuatu pekerjaan
tiba waktunya untuk dilaksanakan.
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survey dan teknik korelasional.Variabel
terikat adalah Y dan variabel bebasnya adalah X1 dan X2. Kontelasi
penelitiannya adalah sebagaimana gambar berikut:
Gambar 3.1 kontelasi penelitian
X1
|
Y
|
X2
|
Keterangan
:
X1 : Motivasi belajar
X2 : kedisiplinan siswa
Y : Prestasi belajar
B.
Sumber dan Jenis Data Penelitian
Untuk
memperoleh data yang akurat dan jelas, peneliti melakukan pengamatan di lokasi
penelitian untuk mendapatkan data yang valid. Adapun sumber dan jenis data ini
dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.
Sumber data penelitian
a.
Sumber data primer
Sumber data primer ini merupakan sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.[46]Mengenai
variabel motivasi belajar dan kedisiplinan siswa diperoleh dengan cara
mengedarkan angket.
b.
Sumber data skunder
Sumber data skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.[47]Data
ini diperoleh dari pihak lain dan tidak langsung diperoleh dari subjek
penelitiannya, data skunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data
lapangan yang tersedia.Sumber data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari
wali kelas masing-masing dalam bentuk nilai UTS (Ujian Tengah Semester Ganjil)di
SMA Al-Amin Paciran.
2.
Jenis data penelitian
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif.
a.
Data kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung langsung yang
berupa angka-angka hasil perhitungan skor item data yang diperoleh dari angket
yang terkait dengan motivasi belajar dan kedisiplinan siswa.
b.
Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung secara
langsung yang diperoleh dari hasil angket.Mengingat analisis data dalam
penelitian ini menggunakan peritungan analisis statistik maka data kualitatif
ini dikualifikasi dengan memberi simbol atau angka-angka sesuai dengan yang
ditetapkan peneliti.
C.
Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Lebih lanjut,
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan
bagi populasi terhingga dan subjek tidak terlalu banyak.[48]
Populasi dalam penelitian ini adalah semuasiswa di SMA Al-Amin
Paciran tahun pelajaran 2014-2015yang terbagi kedalam 6 (enam) kelas yang
dikira-kirakan berjumlah 155 siswa. Untuk lebih jelasnya penulis jabarkan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Populasi
NO
|
KELAS
|
JUMLAH
|
1
|
XA
|
27
|
2
|
XB
|
27
|
3
|
XI IPA
|
26
|
4
|
XIIPS
|
24
|
5
|
XII IPA
|
22
|
6
|
XII IPS
|
29
|
|
TOTAL
|
155
|
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Dinamakan
penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel.[49]
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalahProbability
Sampling dengan jenis Stratified Random Sampling. Probability
Sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada teori
probabilitas, dimana semua unit dalam populasi memiliki kemungkinan atau
peluang atau kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel dan besarnya
kemungkinan atau peluang dapat dihitung. Sedangkan yang dimaksud dengan Stratified
Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak dari suatu anggota
populasi yang bertingkat/berstratum secara proporsional, jika anggota
populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat.[50]Adapun
penentuan sampel penelitian menggunakan rumus Taro Yamane.
Dimana: n =
jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang
ditetapkan (tingkat kesalahan)
Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan rumus
tersebut yaitu:
Selanjutnya, untuk mencari sampel berstratanya memakai rumus
alokasi proporsional yaitu:
Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing
strata sebagai berikut:
61
orang
D.
Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.[51]Pada
penelitian ini, instrumen penelitiannya menggunakan angket.Angket yang disusun
berupa angket tertutup, angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan disertai
dengan jawabannya.Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket sudah memuat
semua variabel.Dalam penelitian ini instrumen yang dipilih oleh peneliti adalah
angket dan dokumentasi.
1. Angket
Instrumen untuk
metode angket adalah blangko angket.Angket ini diberikan kepada siswa
(responden) untuk dijawabnya.Angket ini digunakan untuk mendapatkan data
mengenai motivasi belajar dan kedisiplinan siswa yang berupa data kualitatif.
Data ini kemudian diubah menjadi data kuantitatif berupa angka-angka yaitu
dengan cara memberi skor. Penskoran
untuk variabel X1 dan X2 menggunakanskala
likert dalam bentuk pilihan ganda dengan alternative yang berbeda. Skala Likert
yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.[52]Dimanauntuk variabel motivasi belajar (X1), penulis menggunakan
empat alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif seperti tabeldi
bawah ini:
Tabel 3.3
Skor item variabel motivasi belajar
Positif
|
Negatif
|
||
Jawaban
|
Skor
|
Jawaban
|
Skor
|
Sangat baik
|
4
|
Sangat baik
|
1
|
Baik
|
3
|
Baik
|
2
|
Kurang baik
|
2
|
Kurang baik
|
3
|
Tidak baik
|
1
|
Tidak baik
|
4
|
Sedangkan untuk
variabel kedisiplinan siswa(X2), penulis menggunakan empat altenatif jawaban
pada pernyataan positif dan negatif seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Skor item variabel kedisiplinan siswa
Positif
|
Negatif
|
||
Jawaban
|
Skor
|
Jawaban
|
Skor
|
Selalu
|
4
|
Tidak pernah
|
1
|
Sering
|
3
|
Jarang
|
2
|
Jarang
|
2
|
Sering
|
3
|
Tidak pernah
|
1
|
Selalu
|
4
|
Sementara untuk
mempermudah dalam pembuatan angket, maka penulis membuat kisi-kisi instrument
pedoman angket sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen pedoman angket
No
|
Variabel
|
Dimensi variabel
|
Indikator
|
Item
|
|
No. Item positif
|
No. Item negatif
|
||||
1
|
Motivasi
Belajar(X1)
|
1.
Motivasi intrinsik
2.
Motivasi ekstrinsik
|
1.
Keinginan untuk belajar
2.
Senang mengikuti pelajaran
3.
Menyelesaikan tugas
4.
Mengembangkan bakat
5.
Meningkatkan pengetahuan
1.
Ingin mendapat perhatian
2.
Ingin mendapat pujian
3.
Ingin mendapat hadiah/penghargaan dari guru atau sekolah
|
1, 2
4
7
9
12, 13,
16, 17
18, 21
19, 24
|
3
5, 6
8
10, 11
14, 15
20
22, 23
25
|
2
|
Kedisiplinan
siswa (X2)
|
1.
Disiplin dalam waktu
2.
Disiplin dalam belajar
3.
Disiplin dan bertata karma
|
1.
Masuk dan keluar kelas tepat waktu
2.
Belajar tepat waktu
3.
Mengerjakan PR tepat waktu
1.
Membawa perlengkapan belajar ke sekolah sesuai dengan jadwal
pelajaran
2.
Mengikuti bimbingan belajar yang diberikan guru
3.
Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di sekolah
4.
Menyimak materi yang disampaikan guru
1.
Mengucapkan salam/sopan santun kepada guru
2.
Membantu teman ketika dalam kesulitan belajar
3.
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
4.
Menjalankan dan menjaga peraturan sekolah
|
1, 2
4
8
7
10
11
14
15, 16
23, 24
20
21
|
3
5
6
13
9
12
22
17
19
18, 25
|
3
|
Prestasi
belajar PAI
|
Nilai UTS
|
Nilai UTS (Ujian Tengah Semester Ganjil) untuk mata pelajaran
yang mencakup PAI
|
|
|
2. Dokumentasi,
instrumen untuk metode dokumentasi adalah indeks prestasi nilai UTS (Ujian Tengah
Semester Ganjil) untuk semua siswa di SMA Al-Amin Paciran.
3. Uji coba
instrument
Suatu instrument yang baik adalah yang memenuhi kriteria valid dan
reliabel.Oleh karena itu perlu diadakannya uji validitas dan uji reliabilitas
instrument.
a.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana
suatu alat ukur telah mengukur apa yang seharusnya diukur.[53]Pengujian
dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada masing-masing item dengan skor
totalnya. Perhitungan validitas dari sebuah instrument dapat menggunakan rumus Korelasi
Product Moment atau yang dikenal dengan korelasi Pearson dengan
rumus:
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N
= jumlah subyek
Ʃx=
jumlah skor X
Ʃy=
jumlah skor Y
Ʃxy=
jumlah hasil kali perkalian antara skor X dan skorY
Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan program
SPSS 16.0 for windows untuk menguji validitas suatu instrumen.Dimana suatu
instrument yang diuji dikatakan valid jika koefisien r hitung ≥ r tabel dan jika
koefisien r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
b.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability.Pengukuran
yang memiliki reliabilitis tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel.Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.[54]
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach, yaitu:
Keterangan:
ri : reliabilitas instrumen
k : mean kuadrat
antara subyek
ƩSt2 : ragan
skor butir pertanyaan ke-1
St2 :varian
total
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrument angket,
penulis menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Menurut
Sekaran dalam Azhar[55]
suatu instumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,7 dan jika
nilai Conbach Alpha < 0,7 maka tidak reliable.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Agar dalam penelitian diperoleh data yang benar dan dapat
dipertanggung jawabkan, maka peneliti menulis beberapa teknik dalam pengumpulan
data yang relevan dengan permasalahan yang ada. Adapun teknik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1.
Teknik angket
Teknik angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab.[56]Teknik
ini digunakan untuk mencari data tentang motivasi belajar dan kedisiplinan
siswa.Adapun yang menjadi responden adalah siswa SMA Al-Amin Paciran.
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket
terstruktur karena berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan
sejumlah jawaban yang terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan,
sehingga angket ini sering disebut juga dengan angket tertutup.[57]
2.
Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Teknik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk
menelaahnilai Ujian TengahSemester Ganjil (UTS) sebagai data penilaian.
F.
Teknik Analisis Data
1.
Uji Prasyarat
Untuk uji prasyarat, peneliti memilih uji normalitas dan uji
linearitas. Sebagaimana keterangan dibawah ini:
a.
Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui
normal tidaknya suatu distribusi data.Terdapat beberapa teknik yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas data. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.
Untuk menentukan normal tidaknya distribusi data, peneliti menggunakanuji
Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro-Wilk atau dengan melihat grafik QQ Plots.Uji
Shapiro-Wilk digunakan jika responden kurang dari 50 orang.
Ketentuan pengujian jika nilai Sig. Uji Kolmogorov-Smirnov >
0,05, maka data berdistribusi normal.
Dan jika nilai Sig. Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.[58]
b.
Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari responden sesuai dengan garis linear atau tidak (apakah hubungan
antara variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak).
Sementara untuk menguji linearitas, peneliti menggunakan bantuan
program SPSS dengan test for linearity dengan taraf signifikansi 5 %,
dengan keputusan jika nilai Sig. pada Deviation from Lenearity > 0,05 maka
hubungan antar variabel adalah linear. Dan jika nilai Sig. pada Deviation from
Linearity < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah tidak linear.[59]
2.
Analisis Data/Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis regresi.Ada tiga hipotesis dalam penelitian ini
yang menggunakan teknik analisis regresi linear.Untuk hipotesis pertama yang
menyatakan adanya pengaruh motivasi belajar antara prestasi belajar siswa dan
juga hipotesis yang kedua yang menyatakan adanya pengaruh kedisiplinan siswa
terhadap prestasi belajar, penulis menggunakan perhitungan regresi linear
sederhana. Adapun rumusnya yaitu:
Y = a + bX
|
Dimana: Y = variabel terikat
a = konstanta
b = koefisien regresi untuk variabel X
Sedangkan untuk hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh
motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan siswa (X2) terhadap
prestasi belajar (Y), penulis akan menggunakan perhitungan regresi linear
ganda. Adapun rumusnya yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2
|
Sementara untuk
menguji hipotesis-hipotesis tersebut, penulis menggunakan teknik regresi linier
sederhana maupun ganda melalui bantuan program SPSS 16.0 for windows..[60]
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Anshori.
2008. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang.Jurnal
Penelitian. (9): 19.
Arifin, Zaenal.
1998. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Karya.
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi., Cet ke -14,Jakarta: PT Rineka Cipta
Arini, Ni Kadek
Sukiati. 2008. Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Akademik Siswa Kelas II Sma Negeri 99 Jakarta. Jurnal Penelitian. (8):
7.
Azhar, Imam.
2012. Metodologi Penelitian &Analisis Data. Yogyakarta: Insyira
Azwar,
Saifuddin. 2012. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dewi, Sri Wati.
2008. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Tingkat Hasil Belajar Siswa Di SMA Negeri
1 Arjasa Kangenan Sumenep. Jurnal Penelitian. (8): 15.
Hamalik, Oemar.
2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hendriyani,
Nani. 2011. Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.Jurnal
Penelitian. (6): 20.
Kartika,
Endang. 2012. Korelasi Tingkat Kedisiplinan Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
IVSDN 101/I MARO SEBO ULU.Jurnal Penelitian, (1): 2.
Khairah,
Mahliyatul. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa
Di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok.Jurnal Penelitian (3): 22.
Partanto, Pius
A. et.al. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: ARKOLA
Rahman, Avif
Roy. 2012. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta. Jurnal
Penelitian. (2): 5.
Sabri, M.
Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta : CV.
Pedoman Ilmu Jaya
Slameto. 2010. Belajar
dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana.
1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. 2011.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Syamsiyah, Nur.
2010. Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada
Pendidikan Agama Islam Di SMP PGRI 1 Ciputat.Jurnal Penelitian. (12):
17-18.
Usman, Moh.
Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Usman, Moh.
Uzer dan Setiawati, Lilik. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wardiyati,
Agustin. 2006. Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Bidang
Pendidikan Agama Islam.Jurnal Penelitian.(9): 10.
Yuliejantiningsih,
Yovitha. Pengaruh Fungsi Pengendalian Oleh Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Siswa.
Jurnal Penelitian. (3): 87.
[1]Endang Kartika, “Korelasi Tingkat Kedisiplinan Dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IVSDN 101/I MARO SEBO ULU”, Jurnal Penelitian, 4
(Januari, 2013), 2.
[2]Avif Roy Rahman, “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Dan Disiplin
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3
Yogyakarta”, Jurnal Penelitian, 6 (Pebruari, 2012), 2.
[3]Hasil observasi (pengamatan) nilai UAS semester ganjil pada hari
Rabu tanggal 8 Mei 2013 pukul 09.35
[4]Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), 54-72.
[5]Op.cit 2.
[6]Anshori Amin, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wahid
Hasyim Malang,” Jurnal Penelitian, (September, 2008), 66.
[7]Op. cit., 3.
[8]Yovitha Yuliejantiningsih, “Pengaruh Fungsi Pengendalian Oleh
Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Siswa”, Jurnal Penelitian, 3 , 87.
[9]Avif Roy Rahman, “Pengaruh Motivasi, Lingkungan dan Disiplin
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3
Yogyakarta”, Jurnal Penelitian, 6 (Pebruari, 2012), 14.
[10]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta:Rineka Cipta, 2010), 110.
[11]M.
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 2001), 90.
[12]Avif Roy Rahman, “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Dan Disiplin
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3
Yogyakarta”, Jurnal Penelitian, 6 (Pebruari, 2012), 5.
[13]Nani Hendriyani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Kepanjen
Malang”, Jurnal Penelitian, 3 (Juni, 2011), 20
[14]Mahliyatul Khairah, ”Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin
Belajar Siswa Di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok”, Jurnal Penelitian, (Maret,
2010), 22.
[15]Anshori Amin, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Wahid Hasyim Malang,” Jurnal Penelitian, (September, 2008), 19.
[16]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), 5.
[17]Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 22-23
[18]Pius A Partanto, et.al, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya:
ARKOLA, 2001), 630.
[19]Nani Hendriyani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang”, Jurnal Penelitian, 3 (Juni, 2011), 43-44.
[20]Anshori Amin, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Wahid Hasyim Malang,” Jurnal Penelitian, (September, 2008), 19.
[21]Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: Remaja
Karya, 1988), 16.
[22]Nana Syaodih sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), 155-156.
[23]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), 5.
[24]Nur Syamsiyah, “Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Pendidikan Agama Islam Di SMP PGRI 1 Ciputat,” Jurnal
Penelitian, (Desember, 2010), 17-18.
[25]Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 22-23
[26]Moh.Uzer Usman dan Lilik Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), 9-10.
[27]Anshori Amin, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Wahid Hasyim Malang,” Jurnal Penelitian, (September, 2008), 7.
[28] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), 106.
[29]Agustin Wardiyati, Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar
Bidang Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Penelitian,(September,
2006), 10.
[30]Avif Roy Rahman, “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Dan Disiplin
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3
Yogyakarta”, Jurnal Penelitian, 6 (Pebruari, 2012), 5.
[31]Ni
Kadek Sukiati Arini, “Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas Ii Sma Negeri 99 Jakarta,” Jurnal
Penelitian, (Agustus, 2008),
[32]Op. cit., 13.
[33]Op.cit., 8.
[34]Agustin Wardiyati, “Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi
Belajar Bidang Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Penelitian, (September,
2006), 18.
[35]Pius A Partanto, et.al, Kamus Ilmiah Populer (Yogyakarta:
ARKOLA, 2001), 121.
[36]Nani Hendriyani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang,” Jurnal Penelitian, 3 (Juni, 2011), 20.
[37]Avif Roy Rahman, “Pengaruh Motivasi, Lingkungan
Dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video
Smk Negeri 3 Yogyakarta”, Jurnal Penelitian, (Pebruari, 2012), 6.
[38]Sri Wati Dewi, “Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Tingkat Hasil
Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 Arjasa Kangenan Sumenep, Jurnal Penelitian, (Agustus,
2008), 15.
[39]Mahliyatul Khairah, ”Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin
Belajar Siswa Di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok”, Jurnal Penelitian, (Maret,
2010), 22.
[40]Nani Hendriyani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang, Jurnal Penelitian, 3 (Juni, 2011), 23.
[42]Agustin Wardiyati, ”Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi
Belajar Bidang Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Penelitian, (2006),
87.
[43]Anshori Amin, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Wahid Hasyim Malang,” Jurnal Penelitian, (September, 2008), 66.
[44]Nani Hendriyani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang.” Jurnal Penelitian, 3 (Juni, 2011), 166.
[45]Sri Wati Dewi, “Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Tingkat Hasil
Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 ARJASA Kangenan Sumenep, Jurnal Penelitian, (Agustus,
2008), 115.
[46]Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2011), 137.
[48]Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 173-174
[50]Imam Azhar, Metodologi Penelitian &Analisis Data
(Yogyakarta: Insyira, 2012), 100.
[51]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2011), 102.
[53]Op.cit., 110.
[54]Saifuddin Azwar, Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan
Pengukuran Prestasi Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 180.
[55]Op., cit. 139.
[56]Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), 142
[57]Nani Hendriyani, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1
Kepanjen Malang,” Jurnal Penelitian, 3 (Juni, 2011), 69.
[58]Imam Azhar, Metodologi Penelitian dan Analisis Data,
(Yogyakarta: Insyira, 2012), 170-181,145.