Strategi
Pembelajaran
1. Pengertian
Strategi Pembelajaran
Pengertian
strategi biasanya berkaitan dengan taktik(terutama banyak dikenal dalam
lingkungan militer).Taktik adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran
tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara
maksimal. Dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi
dipergunakan istilah metode atau tehnik.[1][1]
Strategi
pembelajaran dapat ditinjau berdasarkan pengertian secara sempit dan pengertian
secara luas. Secara sempit strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan secara luas
strategi pembelajaran dapat diberi arti sebagai penerapan semua aspek yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah
perencanaan, pelaksanaan dan terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan
pembelajaran.[2][2]
Sedangkan
menurut Gerlach dan Ely(1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu.
2. Pembagian
Strategi
Berdasarkan
kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada
Peserta Didik
Strategi
yang berpusat pada peserta didik adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Strategi ini menekankan
bahwa peserta didik adalah pemegang peran dalam proses keseluruhan kegiatan
pembelajaran, sedangkan pendidik berfungsi untuk memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
kegiatan pembelajaran.[3][3]
b. Strategi
Pembelajaran yang Berpusat pada Pendidik
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada pendidik adalah kegiatan pembelajaran yang
menekankan terhadap pentingnya aktivitas pendidik dalam mengajar atau
membelajarkan peserta didik, perencana, pelaksanaan dan penilaian proses serta
hasil pembelajaran dilakukan dan dikendalikan oleh pendidik. Sedangkan peserta
didik berperan sebagai pengikut kegiatan yang ditampilkan oleh pendidik.
3. Macam-macam
Strategi Pembelajaran
Sebenarnya macam strategi itu ada banyak.
Namun dalam hal ini akan dijelaskan 2 macam strategi saja yaitu :
1.
Strategi
Pembelajaran PAIKEM
Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah
dapat dijelaskan secara singkat,ia merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan.
Istilah
aktif,maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan
pemahaman dari informasi, imu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik
sendiri.
Istilah inovatif,dimaksudkan
dalam proses pembelajaran diharapkan ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif
yang lebih baik.
Istilah
kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan
kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memilki
imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti.
Istilah
efektif,berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin
bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
Sedangkan
istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung
dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.
Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik menerapkan PAIKEM adalah
sebagai berikut :
a.
Memahami
sifat peserta didik
b.
Mengenal peserta
didik secara perorangan.
c.
Memanfaatkan
perilaku peserta didik dalam pengorganissasian belajar.
d.
Mengembangkan
kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masala.
e.
Menciptakan
ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
f.
Memanfaatkan
lingkungan sebagai lingkungan belajar.
g.
Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan.
h.
Membedakan
aktif fisik dengan aktif mental.
Ada beberapa setting kelas yang variatif dan dinamis dalam penerapan PAIKEM. Setting atau formasi kelas ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen, Namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika meja dan kursi di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan pendidik. Berikut ini formasi-formasi dalam penerapan PAIKEM yaitu :
1.
Formasi
Huruf U
Formasi ini
dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru
dan/atau media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung
satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada
peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke
berbagai arah dengan seperangkat materi.
2.
Formasi
Corak Tim
Guru
mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan
peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat meletakkan kursi-kursi
mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini
dilakukan,beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap
ke depan ruang kelas untuk melihat guru,papan tulis atau layar.
3.
Meja
Konferensi
Formasi ini
paling baik dilakukan jika meja berbentuk panjang. Susunan ini dapat mengurangi
peran penting peserta didik. Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang
luas,para peserta didik di ujung merasa tertutup.Guru juga dapat membentuk
sebuah susunan meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil(di tengahnya
biasanya kosong).
4.
Formasi
Lingkaran
Para peserta
didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk melakukan
interaksi berhadapan-hadapan secara langsung.
5.
Pengelompokkan
Terpisah
Jika kelas
cukup besar atau jika ruangan memungkinkan,guru dapat meletakkan meja-meja dan
kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada
tim. Guru dpat menempatkan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga
tim-tim itu tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan
kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas,sehingga hubungan
diantara peserta didik sulit dijaga.
6.
Susunan
Chevro (V)
Susunan V
mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih
memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus.
7.
Kelas
Tradisional
Format atau
setting kelas ini banyak digunakan dilembaga pendidikan manapun karena paling
mudah dan sederhana.
8.
Auditorium/Aula
Formasi
auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas.
Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas belajar
aktiv , namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi
kebosanan peserta didik yang terbiasa dalm penataan ruang yang konvensional
(tradisional).[4][4]
2.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).Trategi pembelajaran kooperaif yang akhir-akhir ini menjadi
perhatian dan di anjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.
Ada empat unsur penting dalam SPK
yaitu :
1.
Adanya peserta
dalam kelompok
2.
Adanya
aturan kelompok
3.
Adanya upaya
belajar tiap kelompok
4.
Adanya
tujuan yang harus dicapai
SPK mempunyai dua komponen utama,
yaitu
1.
Komponen
tugas kooperatif (cooperative task)
2.
Komponen
Struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure).
Tugas
kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam
menyelessaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan
sesuatu yang membangkitkan motifasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan
kelompok.
Strategi ini dapat digunakan
manakala :
1.
Guru
menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individual dalam belajar.
2.
Jika guru
menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh
keberhasilan belajar.
3.
Jika guru
ingin menanamkan,bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya dan belajar dari
bantuan orang lain.
4.
Jika guru
menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari
isi kurikulum.
5.
Jika guru
menghendki motifasi siswa dan menambah tingkat patisipasi mereka.
6.
Jika guru
menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalm memecahkan masalah dan menemukan
berbagai solusi pemecahan.
Ada beberapa karakteristik
pembelajaran kooperatif yaitu
a.
Pembelajaran
secara tim
Pembelajaran koperatif adalah
pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.Untuk itulah,kriteria
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b.
Didasarkan
pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya manajemen
mempuny6ai empat fungsi pokok yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi,
fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
c.
Kemauan
untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif
ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerja
sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
d.
Keterampilan
bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama itu
kemudian dipraktikkan melalui aktifitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam
ketermpilan bekerja sama.
Prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif seperti :
a.
Prinsip
ketergantungan positif (Positive Interdependence)
b.
Tanggung
jawab perseorangan
c.
Interaksi
tatap muka
d.
Partisipasi
dan komunikasi
Selain itu,
Pembelajaran kooperatif juga memiliki prosedur yang berprinsip pada empat
tahap,yaitu :
1.
Penjelasan
materi
2.
Belajar
dalam kelompok
3.
Penilaian
4.
Pengakuan
tim
Keunggulan strategi pembelajaran
kooperatif (SPK) :
1.
Melalui SPK
siswa tidak menggantungkan pada guru akan tetapi dapat menambah kepercayaan
kemampuan beffikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan
belajar dari siswa yang lain.
2.
SPK dapat
mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.
SPK dapat
membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya
serta menerima segala perbedaan.
4.
SPK dapat
membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar.
5.
SPK
merupakan suatu strtegi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik
sekaligus kemamppuan sosial.
6.
SPK dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri,menerima umpan balik.Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa
takut membuat salah karena keputusan yang dibuat aadalah tanggung jawab
kelompoknya.
7.
SPK dapat
meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar
abstrak menjadi nyata (riil).
8.
Interaksi
selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motifasi dan memberikan
rangsangan untuk berfikir.
Keterbatasan strategi pembelajaran
kooperatif (SPK) :
1.
Untuk
memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional
kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat cooperative learning.
2.
Ciri utama
SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer
teaching yang efektif, maka dibandingkan pengajaran langsung dari guru,
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan
dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3.
Penilaian
yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun
demikian, guru perlu menyadari,bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4.
Keberhasilan
SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu
yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu
kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
5.
Walaupun
kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa,
akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan pada
kemampuan secara individual.[5][5]
4. Komponen
Strategi Pembelajaran
Dick dan
Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran,
yaitu(1) kegiatan pembelajaran pendahuluan,(2) penyampaian informasi,(3)
partisipasi peserta didik,(4) tes,(5) kegiatan lanjutan.[6][6]
a. Kegiatan
Pembelajaran pendahuluan
Kegiatan
pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta
didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
b. Penyampaian
Informasi
Penyampaian
informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam
proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari
strategi pembelajaran.
c. Partisipasi
Peserta Didik
Bahwa proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan
latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
d. Tes
Serangkaian
tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui tujuan pembelajaran khusus
telah tercapai atau belum dan pengetahuan sikap serta keterampilan telah
benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
e. Kegiatan
Lanjutan
Kegiatan yang
dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Peserta
didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari
hasil belajar yang bervariasi tersebut.
5. Kriteria
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Mager(1977:54)
menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.[7][7]
a. Berorientasi
pada tujuan pembelajaran
b. Pilih tehnik
pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat
bekerja nanti(dihubungkan dengan dunia kerja)
c. Gunakan
media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra
peserta didik.
B.
Metode
Pembelajaran
1. Pengertian
Metode Pembelajaran
Istilah
metode berasal dari bahasa Yunani ”metodos”. Kata ini terdiri dari dua
suku kata yaitu :metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos”
yang berarti jalan atau cara.Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan.Dalam bahasa Arab metode disebut “thoriqot”.
Sedangkan
menurut Purwadaminta (1976),metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. The American Heritage
mengemukakan bahwa metode adalah “ A means or manner of procedure;
Specially, a regular and systematic way of accomplishing anything…Method
emphasizes procedures according to a detailed, logically ordered plan”(Moris,1976:826).Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditemukan,[8][8]
Sehingga
dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk
menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.
2. Klasifikasi
Metode Pembelajaran
Secara garis
besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Metode
mengajar konvensional.
Metode
mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau
sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode mengajar inkonvensional
yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan
secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogam,
pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan
dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media
yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya. Berikut beberapa
metode-metode mengajar konvensional antara lain:
a. Metode
ceramah
Metode
ceramah ialah sebuah bentuk interaksi edukatif melalui penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru atau pendidik terhadap sekelompok pendengar (murid)
b. Metode
diskusi
Metode
diskusi ialah sebuah bentuk interaksi edukatif yang mempelajari bahan atau
penyampaian bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya. Metode diskusi ini
untuk merangsang murid berfikir dan mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut
memberikan sumbangan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak
alternatif jawaban.
c. Metode Tanya
jawab
Metode tanya
jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan
dan murid memberikan jawaban.
d. Metode
demonstrasi dan eksperimen
Demonstrasi
dan eksperimen merupakan metode interaksi edukatif yang sangat efektif dalam
membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan sesuatu, apa unsur yang
terkandung di dalamnya, dan cara mana yang paling tepat dan sesuai, melalui
pengamatan induktif.
e. Metode
resitasi/pekerjaan rumah
Metode
pekerjaan rumah adalah metode interaksi edukatif, dimana murid diberi tugas
khusus(sehubungan dengan bahan pelajaran) di luar jam-jam pelajaran. Dalam
pelaksanaannya, murid-murid dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah
tetapi dapat dikerjakan juga di perpustakaan, laboratorium, ruang-ruang
praktikum dan lain sebagainya untuk kemudian dipertanggung jawabkan kepada
guru.
f. Metode kerja
kelompok
Metode kerja
kelompok dalam proses belajar mengajar adalah kelompok kerja dari kumpulan
beberapa individu yang bersifat paedagogis yang di dalamnya terdapat adanya
hubungan timbal balik (kerja sama) antara individu serta saling percaya
mempercayai.
g. Metode
sosio-drama dan bermain peranan
Metode sosio-drama
adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam
hubungan social sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para
murid diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendemonstrasiakan
masalah-masalah social.
h. Metode
karyawisata
Melalui
karyawisata sebagai metode interaksi edukatif, murid dibawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan untuk belajar.
i. Metode
drill/latihan siap
Metode
latihan siap sebagai salah satu metode interaksi edukatif dalam pendidikan dan
pengajaran dilaksanakan dengan jalan melatih anak-anak (murid) t5erhadap bahan
–bahan pelajaran yang diberikan.
j. Metode
sistem regu
Metode
sistem regu (team teaching) ini ialah metode mengajar dimana dua orang guru
(atau lebih) bekerjasama mengajar sekelompok murid.[10][10]
Metode
mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi
oleh banyak faktor, misalnya :
1.
Tujuan yang
berbagai-bagai jenis dan fungsinya.
2.
Anak didik
yang berbagai-bagai tingkat kematangannya.
3.
Situasi yang
berbagai-bagai keadaannya.
4.
Fasilitas
yang berbagai kwalitas dan kwantitas.
C.
Tehnik
Pembelajaran
1. Pengertian
Tehnik Pembelajaran
Menurut Morris(1976:1321),
tehnik adalah “The systemic procedure by which a complex scientific task is
accomplished, or degree of skill or command of fundamentals exhibited in any
performance”. Batasan tersebut mengemukakan bahwa tehnik adalah prosedur
yang sistematik sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang
kompleks atau ilmiah, merupakan tingkat keterampilan atau perintah untuk
melakukan patokan-patokan dasar suatu penampilan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
memberi batasan bahwa tehnik adalah “cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu
atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (Moeliono,1990:915).Berdasarkan
kedua batasan tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa tehnik merupakan
keterampilan dan seni( kiat) untuk melaksanakan langkah-langkah yang sistematik
dalam melakukan suatu kegiatan yang lebih luas atau metode.[12][12]
2. Macam-Macam
Tehnik Pembelajaran
Tehnik-tehnik
pembelajaran digolongkan oleh Knowles (1977;292-293) ke dalam tujuh
jenis. Pertama adalah tehnik penyajian (presentasi) yang mencakup :
ceramah, siaran televise dan videotape,
film dan slide, debat, dialog, dan tanya
jawab, symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi, percakapan, drama,
rekaman, siaran radio, pementasan, kunjungan , dan telaah bacaan. Kedua
adalah tehnik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar yang
mencakup : Tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok
buzz, bermain peran dan panel berangkai. Ketiga adalah tehnik untuk
diskusi yang mencakup antara lain : diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi
sokratik, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. Keempat adalah
tehnik-tehnik simulasi yang terdiri antara lain atas : bermain peran, pemecahan
masih kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket) .Kelima adalah
tehnik-tehnik pelatihan kelompok T (sensitivity training).Keenam adalah
tehnik-tehnik pelatihan tanpa bicara. Ketujuh adalah tehnik-tehnik
pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan. Singkatnya, tehnik pembelajaran
itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih dan ditetapkan sesuai
dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.[13][13]
D.
Perbedaan
antara Strategi, Metode, dan Tehnik Pembelajaran
Istilah
strategi, metode, dan tehnik sering digunakan secara bergantian walaupun pada
dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Tehnik pembelajaran seringkali disamakan dengan metode pembelajaran. Tehnik
pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.
Metode
pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu berisi tahapan tertentu,
sedangkan tehnik adalah cara yang digunakan yang bersifat implementatif.
Sedangkan strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode
prosedur dan tehnik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas
dari metode dan tehnik. Artinya metode/prosedur dan tehnik pembelajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Hubungan
antara strategi, tujuan dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu
kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran,
pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian
diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama proses
pembelajaran berlangsung.[14][14]
IV. KESIMPULAN
1.
Strategi
pembelajaran adalah penerapan semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan dan
terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kegiatan
yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan strategi yang berpusat pada
pendidik. Sedangkan komponen strategi pembelajaran, yaitu(1) kegiatan
pembelajaran pendahuluan,(2) penyampaian informasi,(3) partisipasi peserta
didik,(4) tes,(5) kegiatan lanjutan. Strategi pembelajaran juga mempunyai
kriteria-kriteria untuk memilihnya,
2.
Metode pembelajaran
adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar
tercapai tujuan pendidikan. Secara garis besar metode mengajar dapat
diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : Metode mengajar konvensional dan
Metode mengajar inkonvensional.
3.
Tehnik
pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai. Tehnik
pembelajaran memiliki beberapa macam salah satunya tehik penyajian (presentasi)
yang mencakup : ceramah, siaran televise
dan videotape, film dan slide, debat,
dialog, dan tanya jawab, symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi,
percakapan, drama, rekaman, siaran radio, pementasan, kunjungan , dan telaah
bacaan.
4.
Antara
strategi, metode, dan tehnik pembelajaran memiliki perbedaan. Strategi
pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan tehnik. Artinya
metode/prosedur dan tehnik pembelajaran merupakan bagian dari strategi
pembelajaran.
V. ANALISIS
Dari
penjelasan makalah di atas, dapat dianalisis bahwa dalam pembelajaran itu
memerlukan strategi, metode, dan tehnik pembelajaran. Hubungan antara ketiganya
itu dapat digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari
penentuan tujuan belajar. Walaupun ketiganya tersebut hampir sama namun
sebenarnnya memiliki perbedaan tersendiri.Kalau metode merupakan cara untuk
melakukan suatu pembelajaran agar lebih tepat dan sesuai situasi peserta
didik,maka perlu juga diatur ketepatan penggunaan metode, tehnik dan strategi
penerapan metode. Andai saja metode itu sebenarnya sudah baik tetapi karena
kurang tepatnya penerapan metode maka hasil pembelajarannya pun akan kurang
maksimal.
Lain halnya
dengan strategi.Strategi di sini berfungsi mengatur ketepatan penggunaan
berbagai metode dalam pembelajaran tersebut. Jadi seorang pendidik di samping
harus menguasai berbagai metode pembelajaran dia juga harus menguasai tehnik
dan strategi agar metode yang telah dikuasainya itu bisa diterapkan dengan
tepat dalam suatu pembelajaran. Karena begitu pentingnya pembelajaran bagi
peserta didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah agar proses
pembelajaran itu bisa berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien.
Sebagai
seorang pendidik senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar
mengajar yang kondusif serta dapat memotifasi siswa dalam belajar mengajar yang
akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal.
Meski dalam pembelajaran peran peserta didik sangat dominan, tetapi pendidik
tetap saja menjadi penentu suksesnya suatu pembelajaran. Bahkan seringkali guru
dijadikan salah satu personal yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran.
Walaupun sebenarnya keberhasilan pembelajaran di sisi lain juga dipengaruhi
oleh strategi, metode, dan tehnik pembelajaran yang tertata dan teratur.
VI. PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat pemakalah sampaikan. Pemakalah menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
pemakalah harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna
bagi kita semua. Terima kasih
Pertanyaan
1. Bagaimana karakteristik anak didik ?
Apaka berbeda/ bervariasi atau sama ?
2. Bagaimana menyikapi perbedaan anak didik
tersebut ?
3. Bagaimana strategi yang digunakan
dalam pembelajaran ?
4. Bagaimana menciptakan apersepsi
untuk mempersiapkan pembelajaran ?
5. Apakah metode pembelajaran yang
paling tepat untuk menghadapi anak didik tersebut ?
6. Bagaimana cara pengaplikasian metode
pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran ?
7. Bagaimana pemilihan media
pembelajaran yang tepat agar dapat memunculkan keaktifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran ?
8. Apakah penggunaan alokasi waktu sudah
maksimal dalam pembelajaran ?
9. Bagaimana cara memaksimalkan alokasi waktu supaya
materi ajar dapat tersampaikan secara keseluruhan sesuai dengan tujuan
pembelajaran ?
10.
Bagaimana sikap guru dalam menghadapi permasalahan didalam kelas (jika gaduh,
berantem, tantrum, dan lain-lain) ?
11. Bagaimana cara guru memberi
penguatan kepada siswa yang masih ketinggalan pelajaran dalam kelas ?
12. Bagaimana cara evaluasi guru di
akhir pembelajaran ?
13. Apakah ada tindak lanjut yang dilakukan oleh guru apabila
ada yang belum mencapai tujuan pembelajaran ?
14. Apakah ada program remidiasi setelah
diadakan test evaluasi ?
15. Bagaimana penutupan yang dilakukan oleh guru diakhir
pembelajaran ? apakah disertai dengan penguatan atau hanya sekedar salam ?